Hari Perempuan   Women Day

blogger counters


Makam Firaun Tutankhamun Dibuka

Howard Carter - Firaun Tutankhamun
Nebkheperure Tutankhamun (kadang dieja dengan Tuten-, -amen, -amon) adalah Firaun dari Dinasti Kedelapanbelas Mesir (memerintah 1333 SM - 1324 SM), pada masa yang disebut Kerajaan Baru Mesir. Nama aslinya, Tutankhaten, berarti "Jelmaan hidup Aten", sedangkan Tutankhamun berarti "Jelmaan hidup Amun". Pada tahun 1922, makamnya ditemukan oleh Howard Carter dan pada tanggal 16 Februari 1923 Howard Carter membuka makam Firaun Tutankhamun tersebut. Sejak itu Tutankhamun menjadi ikon populer dari peradaban Mesir Kuno.

Tutankhamun adalah anak dari Akhenaten (sebelumnya Amenhotep IV) dan salah satu saudara Akhenaten. Sebagai seorang pangeran, ia dikenal dengan sebutan Tutankhaten. Ia berkuasa pada tahun 1333 SM, pada usia sembilan atau sepuluh, dengan nama pemerintahan Tutankhamun. Pengasuhnya adalah seorang wanita bernama Maia, yang diketahui dari makamnya di Saqqara.

Ketika ia menjadi raja, ia menikah dengan saudara tirinya, Ankhesenpaaten, yang kemudian berubah namanya menjadi Ankhesenamun. Mereka memiliki dua anak perempuan. Sebuah sutdi yang dirilis pada tahun 2011, Mengungkapkan bahwa salah satu anak perempuannya meninggal pada 5-6 bulan kehamilan sedangkan yang lainnya pada 9 bulan kehamilan. Tidak ada bukti yang ditemukan disalah satu mumi anomali bawaan atau penyebab yang jelas mengenai kematiannya.

Mengingat usianya, Ia mungkin memiliki penasihat yang sangat hebat, yaitu; Jendral Horemheb, para Ay Wazir, dan Maia, "Mandor dari Departemen Keuangan". Horemheb mencatat bahwa raja mengangkatnya menjadi 'tuan tanah' sebagai pangeran turun temurun untuk menjaga hukum. Dia juga mencatat kemampuannya untuk menenangkan raja muda ketika amarahnya berkobar. Detik-detik terakhir Raja Tutankhamun tidak tercatat sedikitpun. Apa yang menyebabkan kematian Tutankhamun telah menjadi subyek perdebatan. Penelitian besar telah dilakukan dalam upaya untuk menemukan penyebab kematiannya.

Meskipun ada beberapa spekulasi bahwa Tutankhamun dibunuh, namun ada juga yang berpendapat bahwa kematiannya disebabkan oleh kecelakaan. CT scan yang dilakukan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa kakinya patah dan terinfeksi tidak lama sebelum kematiannya. Analisis DNA yang dilakukan pada 2010 menunjukkan adanya malaria disistemnya. Hal ini diyakini bahwa kedua kondisi (malaria dan leiomyomata) digabungkan, menyebabkan kematiannya.

Tutankhamun dimakamkan dalam sebuah makam yang relatif kecil untuk statusnya. Kematiannya mungkin terjadi tanpa diduga, sebelum sebuah makam kerajaan megah selesai dibangun, sehingga mumi itu dimakamkan di sebuah makam dimaksudkan untuk orang lain. Hal ini bertujuan untuk menaati adat penguburan tujuh puluh hari setelah kematian.

Mumi Raja Tutankhamun masih terletak di makamnya di Lembah Para Raja (Valley of the Kings). Pada tanggal 4 November 2007, 85 tahun setelah penemuan Carter, makam firaun 19 tahun ini dipamerkan di makam bawah tanah di Luxor.

Keberadaan Tutankhamun tampaknya telah memudar dari ingatan masyarakat Mesir Kuno dalam waktu singkat setelah kematiannya, dan hampir tidak dikenal hingga tahun 1920. Makamnya dirampok setidaknya dua kali padaha zaman kuno. Berdasarkan barang diambil, dan bukti restorasi dari makam setelah intrusi, tampak jelas bahwa perampokan ini terjadi dalam beberapa bulan, saat raja baru saja dimakamkan.

Lokasi makam itu hilang karena telah dikubur oleh kepingan batu dari makam setelahnya, baik secara sengaja dibuang disana maupun disapu oleh banjir. Beberapa tahun setelah itu, beberapa pondok untuk pekerja dibangun di atas pintu masuk makam, mereka jelas tidak tahu apa yang ada di bawahnya. Ketika akhir dari Dinasti Ke-20, Lembah Para Raja penguburan dibongkar secara sistematis. Namun penguburan Tutankhamun diabaikan, mungkin karena pengetahuan itu telah hilang, dan namanya telah dilupakan.

Pada bulan Februari 2010, hasil tes DNA memnyatakan bahwa dia adalah anak dari Akhenaten (mumi KV55) dan adiknya/istri (mumi KV35YL), yang namanya tidak diketahui tetapi secara positif diidentifikasi sebagai mumi "Nyonya Muda" yang ditemukan di KV35.

Howard Carter (9 Mei 1874 – 2 Maret 1939) adalah seorang arkeolog Inggris dan Egyptologist, yang terkenal karena menemukan makam Tutankhamun. Howard Carter lahir di London, Inggris, anak dari Samuel Carter, seorang seniman terampil, yang melatihnya untuk menjadi seniman, dan Martha Joyce (Sands) Carter.

Pada tahun 1891, pada usia 17, ia yang telah menjadi seniman muda berbakat, dikirim oleh Egypt Exploration Fund untuk membantu Percy Newberry dalam penggalian dan merekam Middle Kingdom di makam Beni Hasan. Bahkan pada usia muda ia sangat inovatif dalam meningkatkan metode menyalin dekorasi makam. Pada 1892 ia bekerja di bawah pengawasan Flinders Petrie selama satu musim di Amarna, ibukota yang didirikan oleh Firaun Akhenaten. Pada 1894-1899 Ia kemudian bekerja dengan Édouard Naville di Deir el-Bahari, untuk merekam dinding relief di Candi Hatshepsut.

Pada tahun 1899, Carter diangkat sebagai Kepala Inspektur Pertama Egyptian Antiquities Service (EAS). Ia mengawasi sejumlah penggalian di Thebes (sekarang dikenal sebagai Luxor) sebelum ia dipindahkan pada tahun 1904 untuk Inspektorat Mesir Hilir. Carter mundur dari Dinas Kepurbakalaan tahun 1905 setelah adanya penyelidikan atas sebuah perselisihan (dikenal sebagai Saqqara Affair) antara penjaga situs Mesir dengan sekelompok turis Perancis di mana ia berpihak pada personil Mesir.

Setelah 3 tahun menjalani masa-masa sulit, Carter dipekerjakan oleh Lord Carnarvon untuk mengawasi penggalian baru pada tahun 1907. Ia diperkenalkan oleh Gaston Maspero, yang ingin agar Carter menerapkan metode arkeologi dan sistem pencatatan modern dalam penggalian-penggalian yang dibiayai Lord Carnarvon. Lord Carnarvon membiayai penggalian Carter di Lembah Para Raja dari 1914, meski sempat terhenti oleh Perang Dunia I sampai 1917. Namun Lord Carnarvon menjadi tidak puas karena penggalian bertahun-tahun itu tanpa hasil memadai, dan pada 1922, dia memberitahu Carter bahwa dana hanya akan diberikan satu musim lagi.

Pada tanggal 4 November 1922, kelompok penggalian Carter menemukan tangga yang menuju makam Tutankhamun yang merupakan makam Fir’aun yang paling utuh yang pernah ditemukan di Lembah Para Raja. Ia segera memberitahukannya pada Lord Carnarvon. Pada tanggal 26 November 1922, bersama Lord Carnavon, putrinya dan orang-orang lain yang hadir, Carter membuat sebuah lubang kecil hingga ia mampu melihat ke dalam. Dengan cahaya lilin, Carter dapat melihat betapa banyaknya harta yang masih tertinggal di tempat tersebut. Ketika Lord Carnarvon menanyakan "Bisakah kau melihat sesuatu?", Carter mengatakan "Ya, benda-benda menakjubkan."

Pekerjaan di makam dengan ribuan benda temuan tersebut berlanjut hingga 1932. Setelah penemuan sensasional tersebut, Howard Carter pensiun dari arkeologi dan menjadi agen paruh waktu untuk kolektor dan museum, termasuk Cleveland Museum of Art dan Detroit Institute of Arts. Ia mengunjungi Amerika Serikat pada tahun 1924, dan memberikan serangkaian kuliah di berbagai kota.

Carter meninggal karena penyakit Limfoma, sejenis kanker, di Kensington, London pada tanggal 2 Maret 1939 di usianya yang ke-64 tahun. Kematian arkeolog ini terjadi lama setelah pembukaan makam. Hal ini cukup membuktikan bahwa kutukan Firaun, yang menyebutkan bahwa pihak yang memasuki makam Firaun akan tertimpa sial, sakit, bahkan mati, ternyata tidaklah terbukti.