Gempa Bumi Haiti 2010 terjadi dengan kekuatan 7 Skala Richter dengan pusat gempa 16 km dari Port-au-Prince pada pukul 4:53:09 waktu lokal (21:53:09 UTC) tanggal 12 Januari 2010. Pusat gempa berada pada kedalaman 10 km. United States Geological Survey menyatakan terjadi gempa-gempa susulan dengan kekuatan 5 Skala Richter.
Sebagian besar dari kota Port-au-Prince mengalami kerusakan termasuk Istana Presiden Haiti, Gedung Parlemen Haiti, Katedral Port-au-Prince, dan sebuah rumah sakit. Persatuan Bangsa Bangsa melaporkan kantor pusat Misi Stabilisasi Persatuan Bangsa Bangsa untuk Haiti juga mengalami kerusakan.
Port-au-Prince, dengan penduduk sekitar 846.200 jiwa (1995), adalah ibu kota Haiti. Kota ini terletak di Teluk La Gonave. Kota ini didirikan pada tahun 1749 oleh pemilik perkebunan gula Perancis. Lalu pada tahun 1770 menjadi ibu kota. Pada tahun 1804 menjadi ibu kota Haiti merdeka.
Gempa Bumi terjadi pada tanggal 12 Januari 2010 dengan pusat gempa 25 km/16 mil dari ibukota Haiti, Port-au-Prince dengan kedalaman 10 km. Gempa Bumi ini juga dirasakan di Teluk Guantánamo, Kuba, Kingston, Jamaika, Caracas, Venezuela, (MM II in Caracas), Santo Domingo, Republik Dominika.
Setelah itu terjadi 26 gempa-gempa susulan dengan kekuatan 5,9 Skala Richter dan terus menurun hingga 4,2 Skala Richter dan dengan 12 gempa susulan dengan kekuatan diatas 5 Skala Richter. Setelah gempa terjadi diumumkan akan terjadi tsunami, tapi kemudian pengumuman ini dicabut.
Kerusakan - Akibat dari gempa Bumi dilaporkan Istana Presiden Haiti, Gedung Menteri Keuangan, Gedung Menteri Pekerjaan Umum, Gedung Menteri Komunikasi dan Kebudayaan, Gedung Parlemen, Katedral Port-au-Prince dengan tingkat kerusakan yang berbeda. Gempa yang mengguncang Haiti merupakan musibah terburuk yang pernah ditangani Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Kerusakan infrastruktur diperkirakan melebihi tsunami yang menghancurkan Aceh tahun 2004 lalu.
"Ini bencana yang mengerikan. Sepanjang sejarah PBB, kami belum menemukan yang separah ini," ujar Koordinator Kemanusiaan PBB, Elisabeth Byrs, kepada AFP, Sabtu (16/1/2010).
Byrs mencatat setidaknya saat tsunami di Aceh, kantor pemerintahan masih ada yang berdiri. Tapi di Haiti, seperti di kota Leogane, seluruh fasilitas publik hancur dalam gempa tersebut.
"Gempa ini seperti membunuh kota tersebut," terangnya.
Dari laporan tim PBB, sekitar 90 persen bangunan dan gedung di Leogane hancur akibat gempa 7 SR yang mengguncang Haiti, Selasa (12/1/2010) itu. "Tidak ada kantor pemerintahan yang tersisa," kisahnya.
Kondisi di kota-kota lainnya tidak kalah memprihatinkan. Banyak warga yang terkubur di reruntuhan bangunan dan belum bisa dievakuasi.
Saat ini tim SAR dari 27 negara yang berkekuatan 1.500 orang bersama 115 anjing pelacak masih mencari para korban yang selamat. Namun faktor lemahnya komunikasi, sulitnya transportasi dan kurangnya BBM menjadi penghambat operasi SAR tersebut.