Didirikan oleh Rabindranath Tagore pada tahun 1921, Universitas Visva-Bharati terletak di Santiniketan, Benggala Barat, India. Universitas ini memiliki beragam bidang studi, baik untuk tingkat Strata 1 (S1), Magister, maupun Doktoral. Tepatnya tanggal 22 Desember 1918 Peletakan batu pertama Perguruan Visva-Bharati, lebih dikenal dengan nama Perguruan Shantiniketan, kini menjadi Universitas Visva-Bharati, tanggal 22 Desember 1921 - Pembukaan resmi Perguruan Visva-Bharati.
Shantiniketan (Bahasa Bengali:Shantiniketôn} adalah sebuah kota kecil di dekat Bolpur di distrik Birbhum, Benggala Barat, India, kira-kira 180 kilometer di sebelah utara Kolkata. Rabindranath Tagore, penerima penghargaan Nobel, menjadikan tempat ini terkenal di seluruh dunia, karena visinya membangun tempat ini menjadi kota pendidikan (Universitas Visva-Bharati) yang mengundang ribuan pengunjung datang setiap tahunnya. Shantiniketan juga menjadi daerah tujuan wisata karena Tagore lama menetap di sini. Rumahnya kini menjadi tempat yang bersejarah.
Shantiniketan sebelumnya bernama Bhubandanga, dan dimiliki oleh keluarga Tagore. Ayah Tagore, Debendranath Tagore membangun ashram (semacam sekolah dengan asrama) dan menciptakan kawasan ini penuh dengan kedamaian. Nama tempat ini kemudian diganti menjadi Shantiniketan ("tempat tinggal yang damai"). "Gurudev" — gelar yang diberikan kepada Rabindranath Tagore — mendirikan Patha Bhavana, sebuah sekolah ideal dalam visinya, pusat pengajaran yang dilakukan di ruang terbuka, menyatu dengan alam dan lingkungan, yang menciptakan suasana lebih bergairah dibandingkan dengan suasana di dalam kelas.
Setelah Tagore menerima Penghargaan Nobel dalam Sastra, hadiahnya ia pakai untuk mengembangkan sekolah ini menjadi universitas. Banyak para pengajar terkenal dari seluruh penjuru dunia datang dan mengajar di sini. Indira Gandhi adalah salah satu siswa lulusan dari Shantiniketan. Tempat ini juga menjadi tempat menimba ilmu dari Dr. Amartya Sen, peraih Penghargaan Bank Swedia dalam Ilmu Ekonomi untuk mengenang Alfred Nobel tahun 1998. Konsep Shantiniketan diadaptasi oleh Ki Hadjar Dewantara untuk Perguruan Tamansiswa, sekolah yang didirikannya.
Rabindranath Tagore (bahasa Bengali: Rabindranath Thakur; lahir di Jorasanko, Kolkata, India, 7 Mei 1861 – meninggal 7 Agustus 1941 pada umur 80 tahun [γ]) juga dikenal dengan nama Gurudev,[δ] adalah seorang Brahmo Samaj, penyair, dramawan, filsuf, seniman, musikus dan sastrawan Bengali. Ia terlahir dalam keluarga Brahmana Bengali, yaitu Brahmana yang tinggal di wilayah Bengali, daerah di anakbenua India antara India dan Bangladesh. Tagore merupakan orang Asia pertama yang mendapat anugerah Nobel dalam bidang sastra (1913).
Tagore mulai menulis puisi sejak usia delapan tahun, ia menggunakan nama samaran “Bhanushingho” (Singa Matahari) untuk penerbitan karya puisinya yang pertama pada tahun 1877, dan menulis cerita pendek pertamanya pada usia enam belas tahun. Ia mengenyam pendidikan dasar di rumah (Home Schooling), dan tinggal di Shilaidaha, serta sering melakukan perjalanan panjang yang menjadikan ia seorang yang pragmatis dan tidak suka/patuh pada norma sosial dan adat. Rasa kecewa kepada British Raj membuat Tagore memberikan dukungan pada Gerakan Kemerdekaan India dan berteman dengan Mahatma Gandhi. Dan juga dikarenakan rasa kehilangan hampir segenap keluarganya, serta kurangnya penghargaan dari Benggala atas karya besarnya, Universitas Visva-Bharati.
Beberapa karya besarnya antara lain Gitanjali (Song Offerings), Gora (Fair-Faced), dan Ghare-Baire (The Home and the World), serta karya puisi, cerita pendek dan novel dikenal dan dikagumi dunia luas. Ia juga seorang reformis kebudayaan dan polymath yang memodernisasikan seni budaya di Benggala. Dua buah lagu dari aliran Rabindrasangeet (sebuah aliran lagu yang ia ciptakan) kini menjadi lagu kebangsaan Bangladesh (Amar Shonar Bangla) dan India (Jana Maha Gana).