Hari Perempuan   Women Day

blogger counters


Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika

Konferensi Tingkat Tinggi Asia–AfrikaKonferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Cina dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat.

Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961.

Kilas balik

23 Agustus 1953 - Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia) di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia.

25 April–2 Mei 1954 - Berlangsung Persidangan Kolombo di Sri Lanka. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberikan usulan perlunya adanya Konferensi Asia-Afrika.

28–29 Desember 1954 - Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika, diadakan Persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang.

18–24 April 1955 - Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini dirasmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo. Hasil dari persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung. INDONESIA

Pertemuan kedua - Untuk memperingati lima puluh tahun sejak pertemuan bersejarah tersebut, para Kepala Negara negara-negara Asia dan Afrika telah diundang untuk mengikuti sebuah pertemuan baru di Bandung dan Jakarta antara 19-24 April 2005. Sebagian dari pertemuan itu dilaksanakan di Gedung Merdeka, lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu. Sekjen PBB, Kofi Annan juga ikut hadir dalam pertemuan ini.

Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa Inggris: Non-Aligned Movement/NAM) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan dari organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik.[1] Mereka merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keangotaan PBB. Negara-negara yang telah menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) Non-Blok termasuk Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan dan Malaysia.

Anggota-anggota penting di antaranya Yugoslavia, India, Mesir, Indonesia, Pakistan, Kuba, Kolombia, Venezuela, Afrika Selatan, Iran, Malaysia, dan untuk suatu masa, Republik Rakyat Cina. Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang dekat seperti NATO atau Pakta Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya yang akhirnya diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut. Misalnya, Kuba mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Atau India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih buruk lagi, beberapa anggota bahkan terlibat konflik dengan anggota lainnya, seperti misalnya konflik antara India dengan Pakistan, Iran dengan Irak. Gerakan ini sempat terpecah pada saat Uni Soviet menginvasi Afganistan pada tahun 1979. Ketika itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara anggota GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin melakukan hal yang sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.
Selengkapnya

Winston Churchill - Perdana Menteri Britania Raya

Winston Churchill - Perdana Menteri Britania RayaSir Winston Leonard Spencer Churchill (lahir di Oxfordshire, Inggris, 30 November 1874 – meninggal 24 Januari 1965 pada umur 90 tahun) adalah tokoh politik dan pengarang dari Inggris yang paling dikenal sebagai Perdana Menteri Britania Raya
sewaktu Perang Dunia Kedua. Winston Churchill mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Britania Raya pada tanggal 5 April 1955.

Peranannya sebagai ahli strategi, orator, diplomat dan politisi terkemuka menjadikan Churchill salah satu dari tokoh paling berpengaruh disejarah dunia. Pada tahun 1953, Churchil dianugrahkan penghargaan Nobel di bidang literarur karena sumbangan yang ia berikan dalam buku-buku karangannya mengenai bahasa inggris dan sejarah dunia.

Churchill menggunakan kemashyuran yang didapatinya untuk memulakan kerjaya politik yang merangkumi tempoh selama enam puluh tahun, bertugas sebagai seorang MP di House of Commons dari 1901 sehingga 1922 dan dari 1924 sehingga 1964. Sebagai anggota Conservative Party, dia pindah ke Liberals dan menyertai Kabinet ketika berusia awal tiga puluhan.

Dia merupakan salah seorang daripada perancang politik dan ketenteraan bagi pendaratan Gallipoli yang menemui kegagalan di Dardanelles ketika Perang Dunia I, yang menyebabkan dia digelar sebagai "penyembelih Gallipoli". Dia merupakan salah seorang yang menandatangani perjanjian Anglo-Irlandia pada tahun 1921 yang menubuhkan Negara Irlandia Bebas. Partai Liberal kemudian dilanda perpecahan internal.

Setelah kalah pada pemilu 1922 kepada Edwin Scrymgeour dia menyertai Partai Konservatif semula. Dua tahun kemudian pada pemilu 1924 di dilantik mewakiliEpping sebagai Konservatif. Dia dilantik sebagai Chancellor of the Exchequer pada tahun 1926 di bawah Stanley Baldwin dan bertanggungjawab mengembalikan Britania kepada Standard Emas.

Ketika General Strike of 1926, Churchill dikatakan mencadangkan mesingan digunakan untuk mematahkan mogok pelombong. Churchill menyunting surat kabar kerajaan "British Gazette." Ketika pertelingkahan tersebut dia menyuarakan bahawa "Sama ada negara mematahkan Mogok Umum, atau Mogok Umum akan menghancurkan negara.".
Kerajaan Konservatif telah ditewaskan dalam Pemilu Inggris 1929.

Apabila Ramsay MacDonald membentuk kerajaan pada 1931, Churchill tidak dijemput untuk menyertai Kabinet. Churchill berada puncak terendah dalam kerjayanya. Churchill menghabiskan beberapa tahun berikutnya untuk menumpu kepada kerja penulisannya, termasuk "History of the English Speaking Peoples" (yang tidak diterbitkan sehinggalah selepas tamat Perang Dunia II).

Churchill terkenal dengan penentangannya terhadap kemerdekaanIndia. Tidak lama selepas itu, perhatiannya tertumpu kepada kemunculan Adolf Hitler dan peningkatan senjata Jerman. Buat seketika, Churchill merupakan suara tunggal yang menyeru British untuk meningkatkan persenjataan bagi menyaingi keganasan Jerman. Churchill merupakan pengkritik Neville Chamberlain polisi mengembirakan Adolf Hitler.

Selengkapnya

McDonald's - Rumah Makan Siap Saji

McDonald's
McDonald's Corporation NYSE: MCD (di Indonesia terkenal dengan sebutan McD, dibaca Mek-di) adalah rangkaian rumah makan siap saji terbesar di dunia. Hidangan utama di restoran-restoran McDonald's adalah hamburger, namun mereka juga menyajikan minuman ringan, kentang goreng, filet ayam dan hidangan-hidangan lokal yang disesuaikan dengan tempat restoran itu berada. McDonald's menawarkan menu yang berbeda-beda di berbagai negara. Di Norwegia terdapat McLaks, yaitu sandwich salmon, di India terdapat Maharaja Macs dengan daging kambing dan McAloo Tikki burger untuk umat Hindu vegetarian.

Restoran McDonald's pertama didirikan pada tahun 1940 dengan dibukanya sebuah restoran oleh dua bersaudara Dick dan Mac McDonald, di San Bernardino, California. Richard "Dick" J. McDonald (lahir 16 Februari 1909 – meninggal 14 Juli 1971 pada umur 62 tahun) dan saudaranya Maurice "Mac" McDonald (lahir 26 November 1902 – meninggal 11 Desember 1971 pada umur 69 tahun) adalah perintis makanan siap saji dari Amerika Serikat, yang berasal dari Manchester, New Hampshire. Mereka memperkenalkan "Speedee Service System" pada tahun 1948, yang kemudian menjadi pinsip dasar restoran siap-saji moderen.

Raymond Albert Kroc (5 Oktober 1902 - 14 Januari 1984) adalah seorang pengusaha yang membeli McDonald's Corporation pada tahun 1955, dan menjadikannya sebagai restoran cepat saji terbesar di dunia. Kroc termasuk salah satu dari 100 orang pendiri dan raksasa industri yang paling berpengaruh versi majalah Time. Kroc juga merupakan pemilik tim baseball San Diego Padres yang berdiri sejak 1974.

Tahun kelahiran Ray Kroc adalah masa ketika kegiatan wirausaha mulai berkembang di Amerika Serikat. Ia hidup pada masa yang sama dengan William Durant dan Henry Ford, dua industrialis terkenal AS. Ketika berumur 15 tahun, Kroc mendaftar sebagai sopir ambulance untuk Palang Merah. Dalam tugas dinasnya, ia bertemu dengan Walt Disney, animator AS, yang ketika itu juga masih berumur 15 tahun. Untuk masuk dalam dinas Palang Merah, keduanya terpaksa membohongi penguji tentang umur mereka, karena batas minimal untuk masuk Palang Merah adalah 17 tahun.

Setelah perang berakhir, ia mencoba berbagai usaha untuk mendapatkan uang, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjadi seorang salesman. Barang yang dijualnya adalah gelas kertas yang masih merupakan barang baru ketika itu. Kroc memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan perusahaan ini, ia pun terpilih menjadi salah satu karyawan terbaik di perusahaan. Dalam usahanya menjual gelas kertas, ia bertemu dengan Earl Prince, penemu mixer yang dapat digunakan untuk membuat milkshake.

Pada suatu ketika, penjualan gelas kertas milik perusahaan Kroc menurun sehingga manajemen terpaksa memotong gajinya sekitar 10%. Kroc tidak menerima, karena ia beranggapan bahwa ia bekerja lebih keras dari yang lain—dan memang itu kenyataannya. Merasa takut kehilangan seorang salesman terbaiknya, manajemen pun mengabulkan keinginan Kroc. Namun tak lama kemudian, manajemen malah memotong gaji anak buah Kroc. Kroc berang dan memutuskan untuk keluar dari perusahaan.

Setelah keluar, Kroc berusaha mencari bisnis lain untuk menopang hidupnya. Ia menemui Earl Prince, pria yang pernah ditemuinya ketika berjualan gelas kertas. Kroc kemudian merayu Earl untuk memberinya hak eksklusif untuk memasarkan formula milkshake buatan Earl. Earl mengabulkannya, dan dalam waktu 15 tahun, Kroc berhasil memasarkan produk ini ke seluruh Amerika.

Ketika menjual milkshake ini, ia menyadari bahwa pelanggan terbesarnya datang dari sebuah restoran yang berpusat di California, yang dimiliki oleh McDonald bersaudara. Ia pun terbang ke California untuk melihat bisnis pelanggannya itu. Di sana, ia menemukan bahwa restoran milik McDonald bersaudara telah berhasil mengadopsi sistem lini perakitan untuk membuat burger dan sandwich mereka. Namun sang pemilik, yaitu McDonald bersaudara, tidak memiliki keinginan untuk mengembangkannya lebih jauh.

Ray Kroc seorang penjaja mesin pengocok susu, mengajukan diri untuk menjadi terwaralaba bagi McDonald dan Raymond Kroc mulai bekerja sama dengan McDonald bersaudara. Pada tahun 1954, Ray Kroc membuka McDonald's pertamanya di Des Plaines, Illinois dan dalam beberapa tahun mengubah restoran mereka yang semula kecil menjadi besar yang dikelola di bawah McDonald's Corporation. Kroc kemudian membeli saham dari McDonald's bersaudara dan memimpin perusahaan ini melakukan ekspansi dan diperluas ke seluruh dunia.

Dengan ekspansi agresifnya ke seluruh penjuru dunia, McDonald's dijadikan sebagai simbol globalisasi dan penyebar gaya hidup orang Amerika. Sifat agresif yang dimiliki Kroc bertentangan dengan keinginan McDonald bersaudara. Kroc dan McDonald bersaudara bertikai untuk mengontrol bisnis ini, namun akhirnya McDonald bersaudara lah yang pergi meninggalkan perusahaan. Pertikaian ini didokumentasikan baik dalam otobiografi Kroc maupun otobiografi McDonald bersaudara.

Situs di mana McDonald bersaudara pertama kali mendirikan restoran kini dijadikan monumen. McDonald's saat ini tidak menjadikan tahun 1940 sebagai tahun kelahiran restoran McDonald's. Mereka memilih 15 April 1955, ketika Ray Kroc membeli lisensi waralaba McDonald's dari Dick dan Mac di Des Plaines, Illinois, sebagai hari kelahirannya. Pada tahun 1961, Ray Kroc berhasil membeli McDonald's Corporation seharga $2.7 juta dari McDonald bersaudara.

Namun di saat bersamaan, kesehatan Kroc semakin memburuk. Ia menderita diabetes dan arthritis. Untuk meningkatkan profit, Ray Kroc mendirikan Franchise Reality Corporation yang bertugas membeli tanah dan menjualnya ke franchisee McDonald's dengan sistem kredit. Akhir 1961, Ray Kroc mulai merekurt franchisee secara besar-besaran. Strateginya berhasil, profit perusahaan meningkat. Besarnya pendapatan yang didapatkan McDonald's mengakibatkan naiknya saham perusahaan di pasar finansial.

Lambang McDonald's adalah dua busur berwarna kuning yang biasanya dipajang di luar rumah-rumah makan mereka dan dapat segera dikenali oleh masyarakat luas. Maskot awal McDonald's, yang bernama Speede, adalah seorang pria dengan kepala berbentuk hamburger yang menggunakan topi koki. Speede kemudian digantikan oleh Ronald McDonald pada tahun 1963. Modal yang didapatkannya dari pasar finansial kemudian digunakannya untuk menciptakan kampanye iklan yang berfokus memperkenalkan maskot perusahaan—Ronald McDonald. Saham McDonald's mulai dijual kepada publik tahun 1965.

Meskipun restoran cepat-saji McDonald's sudah tersebar ke seluruh negeri, Ray Kroc kurang puas dan berniat mengembangkan pasar ke luar negeri. Ia kemudian membuka cabang di lebih dari 65 negara. Di pasar luar negeri, McDonald's menyesuaikan diri dengan budaya setempat. Misalnya, agar nama restoran mudah diucapkan oleh konsumen Jepang, nama McDonald's diubah menjadi Makudonaldo. Di India dan Timur Tengah, daging babi tidak dimasukan ke dalam menu.

Pada tahun 1974, Ray Kroc membeli tim baseball San Diego Padres dan membatalkan rencana mereka untuk pindah ke Washington, D.C. Ray Kroc meninggal tahun 1984 pada usia 81 tahun, hanya sepuluh bulan sebelum McDonalds menjual hamburger ke 50 milyar-nya.

Restoran McDonald's pertama di Indonesia terletak di Sarinah, Jakarta dan dibuka pada 23 Februari 1991. Berbeda dari kebanyakan restoran McDonald's di luar negeri, McDonald's juga menjual ayam goreng dan nasi di restoran-restorannya di Indonesia. Pada tanggal 23 April 1992, McDonald's membuka restoran cepat sajinya yang pertama di Cina.

Sampai pada tahun 2004, McDonald's memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata 50.000.000 orang dan pengunjung per hari dan rumah makan 1.700 orang. Pada 1 Oktober 2009 McDonald's berubah menjadi Tony Jack's Indonesia tetapi tidak seluruh gerai McDonald's.

Terdapat 13 gerai McDonald’s milik Bambang Rachmadi yang berubah antara lain berlokasi di Sarinah (Thamrin), Melawai Plaza, Blok M Plaza, Arion, Kelapa Gading, Sunter, Bandung Indah Plaza, Tunjungan Plaza, Bandara Soekarno-Hatta, ITC Mangga Dua, Citra Land, Gajah Mada Plaza, dan Kebon Jeruk. Tak lama kemudian, pada tahun 2010 Tony Jack's Indonesia bangkrut dan diambil ahli oleh McDonald's.
Selengkapnya

Permainan Scrabble Pertama Dijual

Permainan Scrabble
Scrabble adalah permainan papan dan permainan menyusun kata yang dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk dari keping huruf di atas papan permainan berkotak-kotak (15 kolom dan 15 baris). Biji permainan berupa keping berbentuk bujur sangkar yang bertuliskan huruf pada salah satu sisi. Pemain mengambil hingga sebanyak tujuh buah keping huruf dari kantong, dan berusaha menyusun kata secara mendatar atau menurun seperti teka-teki silang. Kata-kata yang dibuat harus merupakan kata yang diizinkan untuk dimainkan berdasarkan kamus standar sesuai dengan bahasa yang dimainkan. Pemain yang mengumpulkan total poin tertinggi dinyatakan sebagai pemenang.

Pada tanggal 19 Januari 1955 Permainan papan Scrabble mulai dijual. Scrabble dijual di 121 negara dalam 29 versi bahasa-bahasa di dunia. Seratus juta set permainan scrabble terjual di seluruh dunia, dan setiap tiga keluarga di Amerika memiliki satu set permainan scrabble. Di Amerika Serikat dan Kanada, nama Scrabble adalah merek dagang dari Hasbro, sedangkan di negara-negara lain, merek dagang Scrabble dipegang J. W. Spear & Sons. Sebelum diambil alih oleh J. W. Spear pada tahun 1993, Scrabble adalah merek dagang milik Murfett Regency di Australia. Permainan ini juga dikenal sebagai Alfapet, FUNWORDER, Skip-A-Cross, dan Palabras Cruzadas.

Permainan Scrabble mulanya diciptakan pada tahun 1938 dengan nama "Criss-Crosswords" oleh seorang arsitek bernama Alfred Mosher Butts. Permainan ini merupakan penyempurnaan dari permainan Lexiko yang lebih dulu diciptakannya, tapi dilengkapi papan permainan dan cara bermain seperti teka-teki silang. Permainan tetap menggunakan keping huruf seperti Lexiko yang dibuat berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi penggunaan huruf berbagai tulisan berbahasa Inggris, termasuk artikel surat kabar The New York Times. Alfred Butts memproduksi sendiri permainan ini dan menawarkannya ke berbagai perusahaan mainan besar tapi tidak laku.

Pada tahun 1948, pengacara James Brunot, penduduk asal Newtown, Connecticut membeli hak memproduksi permainan "Criss-Crosswords" dengan janji memberi Butts royalti dari setiap unit yang terjual. Sebagai pemilik yang baru, Brunot mengganti nama permainan menjadi "Scrabble", sebuah kata dalam bahasa Inggris yang berarti "berjuang membanting tulang". Brunot hanya sedikit mengubah kotak-kotak "bonus" pada papan permainan, dan menyederhanakan aturan permainan. Permainan Scrabble ternyata laku dijual. Salah satu pembelinya adalah toko serba ada Macy's yang berhasil mengangkat Scrabble menjadi mainan yang ingin dibeli konsumen.

Pada tahun 1953, Brunot menjual hak produksi permainan Scrabble kepada Selchow and Righter, karena kapasitas produksi tidak mampu lagi memenuhi permintaan. Seperti halnya Parker Brothers dan Milton Bradley, Selchow and Righter adalah salah satu dari pabrik mainan besar yang dulu pernah menolak untuk membeli permainan Scrabble. Di Britania Raya dan Australia, Scrabble mulai dipasarkan J. W. Spear & Sons tanggal 19 Januari 1955. Perusahaan J. W. Spear & Sons sekarang merupakan anak perusahaan dari Mattel. Pada tahun 1986, Selchow and Righter menjual permainan ini kepada Coleco yang kemudian menjualnya lagi kepada Hasbro.

Permainan dimainkan 2 hingga 4 orang dengan papan permainan berkotak-kotak yang terdiri dari 15 kolom dan 15 baris. Sewaktu menyusun kata, setiap kotak diisi dengan satu keping huruf. Di klub resmi atau turnamen, pertandingan hanya dimainkan dua orang pemain (atau, kadang-kadang antara 2 tim yang masing-masing anggotanya bekerja sama menyusun huruf dari rak yang sama).

Setiap huruf memiliki nilai tertentu (antara 1 sampai 10) yang bergantung pada frekuensi kemunculan huruf tersebut pada tulisan yang standar. Pada edisi Scrabble bahasa Inggris, huruf-huruf yang biasa muncul dalam kosakata bahasa Inggris, seperti huruf "E" atau "O" hanya bernilai 1 poin. Huruf-huruf yang jarang muncul, seperti "Q" dan "Z" masing-masing bernilai 10 poin. Selain itu, terdapat dua keping kosong (tidak ditulisi huruf) yang bernilai poin nol, tapi bisa dipakai untuk melambangkan semua huruf mulai dari "A" sampai "Z".

Papan permainan ditandai dengan kotak-kotak "bonus" yang melipatgandakan jumlah poin. Kotak berwarna merah bertuliskan "triple-word" mengalikan 3 total poin yang didapat dari sebuah kata; kotak berwarna merah jambu "double-word" mengalikan 2 total poin yang didapat dari sebuah kata; kotak biru tua "triple-letter" mengalikan 3 nilai huruf yang diletakkan di atasnya, dan kotak biru muda "double-letter" mengalikan 2 nilai huruf yang diletakkan di atasnya. Kotak di bagian tengah papan permainan (H8) bernilai "double-word" dan diberi tanda bintang atau logo.

Di seluruh dunia terdapat banyak sekali klub dan turnamen Scrabble. Pertandingan dilakukan dengan batas waktu yang diukur dengan jam permainan (game clock) seperti pertandingan catur. Masing-masing pemain biasanya memiliki waktu 25 menit untuk menuntaskan semua giliran. Pemain yang bermain melebihi batas waktu dikenakan denda 10 poin per menit. Kelebihan jumlah menit dibulatkan ke atas, sehingga pemain yang kelebihan waktu bermain selama 2 menit 5 detik misalnya, dikenakan denda 30 poin.

Pemain diizinkan memiliki "lembar pencatatan" (tracking sheets) berupa selembar kertas bertuliskan huruf-huruf yang tersedia. Huruf-huruf yang sudah dimainkan dicoret dari lembaran dan bisa digunakan di akhir permainan untuk mengetahui sisa huruf di tangan lawan.

Turnamen Scrabble terkenal yang diselenggarakan secara tetap:

Kejuaraan Dunia Scrabble (World Scrabble Championship): setiap tahun ganjil, terakhir diadakan di London tahun 2005.
Scrabble Amerika Serikat Terbuka United States Scrabble Open (dulu disebut National Scrabble Championship: kejuaraan terbuka yang diikuti ratusan pemain, diadakan setahun atau dua tahun sekali di musim panas, terakhir diadakan di Phoenix tanggal 4-9 Agustus 2006 (tahun 2007 tidak diselenggarakan).
Kejuaraan Nasional Kanada: Invitasi bagi 50 pemain papan atas, diadakan setiap 3 tahun.

Scrabble sering menjadi objek penelitian peneliti dan peminat kecerdasan buatan. Semata-mata bermain dengan menyusun kata-kata bernilai tinggi tidak selalu merupakan strategi terbaik, sehingga komputer perlu diajar dengan sejumlah strategi yang lebih cerdik agar lebih pintar.

Maven adalah nama program komputer untuk bermain Scrabble karya Brian Sheppard yang menerapkan kecerdasan buatan. Salah satu versi program Maven digunakan pada versi resmi permainan komputer Scrabble keluaran Atari di Amerika Utara. Maven juga digunakan pada perangkat lunak resmi Scrabble yang dijual perusahaan Funkitron, dan Ubisoft untuk peredaran di luar Amerika Utara. Selain itu, versi sumber terbuka permainan komputer Scrabble juga tersedia dengan nama Quackle.
Selengkapnya

Kepulauan Cocos di Samudera Hindia

Britania Raya menyerahkan penguasaan atas Kepulauan Cocos kepada Australia
Kepulauan Cocos (Keeling) adalah sebuah Wilayah Luar negeri Australia yang terdiri dari 2 atol (pulau karang) dan 27 kepulauan koral atau pulau karang yang tergabung di dalam kelompoknya. Sebenarnya kepulauan Cocos ini berada lebih dari lima mil laut barat daya pulau Jawa. Pulau ini terletak di Samudera Hindia, berada di antara Australia dan Sri Lanka. Pada tanggal 23 November 1955 Britania Raya menyerahkan penguasaan atas Kepulauan Cocos kepada Australia. Uniknya motto kepulauan ini adalah 'Maju Pulau Kita', sama seperti bahasa melayu dan Indonesia.

Pada tahun 1609, Kapten William Keeling adalah orang Eropa pertama yang melihat pulau-pulau ini. Tetapi pada saat itu, pulau ini tak berpenghuni hingga pada abad kesembilan belas, ketika pulau-pulau itu menjadi milik keluarga Clunies-Ross. Seorang pelaut dan pedagang asal Skotlandia bernama Kapten John Clunies-Ross menjelajahi pulau-pulau ini pada tahun 1825. Tujuannya untuk memisahkan mereka dengan keluarganya. Kepulauan Cocos dan Pulau Keling kini sebuah wilayah yang masuk ke dalam kedaulatan negara Australia.

Kepulauan Cocos (Keeling) terdiri dari dataran rendah berkarang koral dengan luas 14,2 kilometer persegi (5,5 sq mi), 26 km (16 mil) dari garis pantai, ketinggian tertinggi 5 meter (16 kaki) dan ditutupi dengan pohon kelapa beserta vegetasi lainnya. Di sebagian besar pulau-pulau tidak ada sungai atau danau. Sumber air segar yang terbatas dan hanya terdapat pada pulau-pulau yang lebih besar. Iklim yang menyenangkan, diterpa oleh angin tenggara selama sekitar sembilan bulan dan dengan curah hujan sedang.

Di sebelah utara Pulau Keeling terdapat sebuah pulau karang, yang terdiri dari hanya satu pulau berbentuk huruf C. Di sini ada Taman Nasional yang didirikan pada tanggal 12 Desember 1995. Kepulauan Keeling Selatan adalah sebuah pulau karang yang terdiri dari 24 pulau, membentuk sebuah cincin karang, yang terlihat tidak lengkap, dengan total luas lahan 13,1 kilometer persegi (5.1 mil ²). Populasi penduduk terbagi dalam dua pulau di wilayah barat 'west island' dan 'home island'. Di Home Island dan Pulau Barat yang dihuni penduduk dan banyak sekali terdapat pondok-pondok yang dibuat oleh etnis Jawa, sebagai penduduk di pulau ini.

Pada tahun 2007, Estimasi penduduk pulau ini berjumlah 596 jiwa. Populasi penduduk terbagi dalam dua pulau antara bangsa Eropa di West Island yang kurang lebih berjumlah 120 jiwa dan bangsa Melayu di Home Island yang berjumlah kurang lebih 500 jiwa. Pada tahun 2010, jumlah penduduk di pulau diperkirakan hanya lebih dari 600 jiwa. Populasi di dua pulau berpenghuni umumnya terbagi antara etnis Eropa di West Island (populasi 100) dan etnis Melayu/Javanese di Home Island (populasi 500).

Menarik, di kepulauan Cocos ini mayoritas penduduknya adalah melayu dengan beragama Islam. Bahasa utama Kepulauan Cocos (Keeling) adalah bahasa Melayu dan Inggris. Orang-rang di Pulau Keling berbahasa Inggris yang bercampur dengan dialek bahasa Indonesia, sebuah bahasa yang mereka pergunakan sehari-hari. Dan 80% dari penduduk Kepulauan Keling adalah Muslim Sunni. Sebagian besar penduduk asli kepulauan yang berada di Samudera Hindia ini memiliki kesamaan dengan warga melayu Islam di Indonesia.

Diperkirakan awal mula penduduk melayu Cocos ketika perdagangan Islam di Hindia timur mulai berkembang di wilayah Nusantara. Kedua wilayah ini masyarakatnya berbudaya dan berbahasa pengantar melayu dan Inggris. Hingga saat ini kesetiaan mereka terhadap Islam, tradisi dan bahasa melayu masih tetap mereka pegang hingga kini. Mereka telah hidup di pulau terisolasi ini lebih dari sepuluh generasi.

Kepulauan Cocos ini adalah surga bagi penikmat pulau tropis, dengan perairan biru dari Samudra Hindia. Kepulauan Cocos Keeling adalah sekelompok pulau karang yang membentuk dua atol. Hanya dua dari 27 pulau yang dihuni, sisanya belum pernah dijelajahi. Ini Kepulauan Cocos membuat sebagai surga liburan pulau tropis bagi penikmat snorkeling, dan penyelaman kelas dunia, membuat pulau ini makin diminati orang untuk wisata.

Amerika Serikat tertarik mendirikan pangkalan pesawat pengintai di suatu kepulauan terpencil milik Australia yang terletak di sebelah barat Samudera Hindia atau di sekitar selatan Indonesia. Namun, Australia mengaku belum menganggap serius minat AS itu. Menurut harian The Washington Post, wilayah yang dimaksud adalah Kepulauan Cocos. Wilayah itu berjarak 3.000 km di sebelah barat daratan Australia dan sebelah selatan Pulau Sumatra, Indonesia.

Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith juga mengungkapkan telah muncul wacana untuk menjadikan Kepulauan Cocos milik Australia sebagai pangkalan militer AS. Namun, dia mengatakan Australia belum bersedia menindaklanjuti ide itu secara serius. Itu juga tidak termasuk dalam rencana yang disiapkan Canberra untuk memperkuat hubungan militer dengan AS dalam waktu dekat. Smith menegaskan keberadaan militer AS di kawasan Asia Pasifik berguna untuk menegakkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran. Itulah sebabnya Australia tahun lalu mengizinkan rencana AS menambah kekuatan pasukan marinirnya secara bertahap di Darwin—sebelah tenggara Indonesia—sebanyak 2.500 personel mulai tahun ini.

Menurut harian The Washington Post, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) tertarik menggunakan Cocos Islands sebagai pangkalan baru bagi armada pesawat pengintai mereka supaya bisa terbang memantau keadaan di Laut China Selatan. Kawasan itu rawan konflik karena berlokasi sangat strategis bagi jalur perdagangan dan kaya akan sumber daya alam. Sejumlah negara, seperti China, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Taiwan selama ini bersitegang mengklaim batas maritim di Laut China Selatan. Apalagi dalam beberapa bulan terakhir sudah muncul “benturan kecil” yang melibatkan kapal-kapal dari sejumlah negara yang berkepentingan.

Menurut Washington Post, Cocos Islands bisa menjadi alternatif bagi AS untuk mendirikan pangkalan militer baru. Apalagi kontrak hak guna salah satu pangkalan AS saat ini yang berlokasi di suatu pulau milik Inggris di Samudera Hindia, Diego Garcia, akan habis pada 2016 dan belum ada tanda-tanda perpanjangan. Pemerintah Australia sudah memberi penjelasan kepada mitranya dari Indonesia mengenai isu menjadikan Kepulauan Cocos sebagai pangkalan pesawat pengintai militer AS. Australia menegaskan bahwa isu mengenai Cocos itu masih berupa rencana jangka panjang dan belum dibicarakan secara resmi dengan AS.

Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, mengungkapkan bahwa dia telah memberi penjelasan itu kepada Menlu Marty Natalegawa, yang menelepon dia pada Jumat pagi. Carr juga mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan Stephen Smith sehari sebelumnya telah mengatakan bahwa Kepulauan Cocos dipandang sebagai aset strategis yang potensial bagi Australia. Lokasi gugus pulau karang itu terletak di Samudera Hindia bagian barat, atau berjarak sekitar 3.000 km Australia, dan tak jauh dari Pulau Christmas. Kepulauan Cocos itu juga terletak di halaman belakang Indonesia, atau hanya berjarak sekitar 1.000 km dari arah barat daya Pulau Jawa, dan bagian selatan Pulau Sumatera.

Carr menyadari ada banyak spekulasi mengenai isu pangkalan Cocos. Namun, dia menegaskan belum ada keputusan dari Australia dan juga belum ada permintaan dari AS mengenai penggunaan Kepulauan Cocos. Sebagai pejabat negara sahabat, Carr menganggap wajar bila Menlu Natalegawa mencari informasi mengenai isu itu dengan bertanya langsung kepada dia melalui sambungan telepon.
Selengkapnya