Hari Perempuan   Women Day

blogger counters


Gunung Lewotolo - Ile Ape atau Ile Lewotolok

Gunung Ile Ape Sejarah Letusan Gunung Lewotolo - Ile Ape atau Ile LewotolokGunung Lewotolo (juga disebut dalam bahasa setempat sebagai Ile Lewotolok atau Ile Ape) adalah gunung berapi stratovolcano yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kata ile berarti "gunung". Puncak gunung ini memiliki kawah besar menyerupai kaldera berbentuk bulan sabit yang disebut warga dengan nama Metong Lamataro. Ini adalah bagian dari kawah lama Gunung Lewotolo. Sebuah kerucut terbentuk di sisi tenggara Metong Lamataro dan menjadi puncak tertinggi Gunung Lewotolo saat ini. Kerucut tersebut memiliki lubang kawah aktif di puncaknya dengan hembusan asap solfatara di hampir semua bagian kerucut. Solfatara berwarna kuning membara, hablur belerang hasil sublimasi banyak ditemukan di lerang timur, utara, dan selatan dari kerucut baru ini. Gunung Lewotolo meruapak salah satu gunung yang banyak diminati oleh para pendaki. Pendakian dimulai ddari Desa Atowatung atau Baupukang di Kecamatan Ile Api yang berada di sisi utara Gunung Lewotolo. Jalur pendakian berupa jalan setapak yang tertutup ilalang. Kemiringan lahan jalur pendakian antara 30-40 derajat. Waktu yang ditempuh untuk sampai di puncak umumnya adalah 5 jam. Sejarah Letusan Gunung Lewotolo - Ile Ape atau Ile Lewotolok Sejarah letusan Gunung Lewotolo tercatat sejak tahun 1660 kemudian tahun 1819, dan 1849. Pada tanggal 5 dan 6 Oktober 1852 terjadi letusan yang merusak daerah sekitarnya dan muncul kawah baru dan komplek solfatara di sisi timur-tenggara. Letusan Gunung Lewotolo juga terjadi pada tahun 1864, 1889, dan terakhir pada 1920 dikabarkan penduduk terjadi letusan kecil. Selanjutnya pada tahun 1939 dan 1951 terjadi kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Lewotolo. Letusan Gunung Lewotolo yaitu berupa lontaran lava pijar, abu, awan panas dan hembusan gas beracun. Gunung api ini sempat mengalami masa krisis gempa pada Januari 2012. Saat itu PVMBG meningkatkan status gunung dari normal ke waspada hingga siaga, hanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Namun, pada 25 Januari 2012 pukul 16.00 WITA, PVMBG menurunkan statusnya dari siaga ke waspada dan turun lagi menjadi berstatus Aktif Normal pada 17 Oktober 2013 pukul 10.00 WITA. Status aktivitas vulkanik gunung ini ditingkatkan dari Aktif Normal ke Waspada sejak terhitung 7 Oktober 2017, pukul 20.00 WITA. Pada tanggal 28 November 2020 terjadi letusan eksplosif yang memaksa warga yang menduduki kaki gunung ini berlarian menyelamatkan diri dan mengungsi. Akibat aktivitas yang terus-menerus, pada tanggal 29 November 2020 status kebahayaan gunung ditingkatkan menjadi level III atau Siaga.