Hari Perempuan   Women Day

blogger counters


Penandatanganan Traktat Perjanjian Paris

Penandatanganan Traktat Perjanjian Paris
Perjanjian Paris 1898, ditandatangani pada 10 Desember, 1898, mengakhiri Perang Spanyol-Amerika. Perjanjian kontroversial ini merupakan subyek perdebatan dalam Senat AS selama musim dingin 1898-1899, dan dia disetujui pada 6 Februari, 1899 oleh sebuah pilihan-tunggal dengan margin 52 banding 27 (Senat harus menyetujui perjanjian dengan dua per tiga mayoritas), hanya dengan 2 Republikan menentang.

Menurut perjanjian tersebut, Amerika Serikat membayar Spanyol AS$20 juta untuk kepemilikan Guam, Puerto Riko, dan Filipina yang telah berpikir untuk membebaskan diri mereka dari pemerintahan kolonial yang kemudian memerangi Amerika Serikat dalam Perang Filipina-Amerika. Puerto Riko dan Guam juga di bawah kuasa Amerika, dan Spanyol melepas klaimnya terhadap Kuba. Kekalahan ini menutup Kekaisaran Spanyol, dan menandakan awal periode kuasa kolonial Amerika Serikat.

Perang Spanyol-Amerika ialah konflik yang terjadi antara Spanyol dan Amerika Serikat antara 25 April sampai 12 Agustus 1898. Perang ini terjadi karena Amerika Serikat melakukan campur tangan atas isu politik luar negeri di Koloni Spanyol. Isu politik di Kuba berkembang menjadi konflik global setelah armada Amerika berusaha mengusir Spanyol dari koloninya di Karibia dan Pasifik Selatan.

Amerika Serikat mendirikan pemerintahan sementara di Kuba dan mengambil kendali atas koloni Spanyol di Puerto Riko, Guam dan Filipina melalui Traktat Paris 10 Desember 1898. Bagi Spanyol, konflik ini disebut sebagai "Bencana" yang melemahkan Pemerintahan Restorasi. Amerika Serikat sendiri yang memenangkan perang ini berhasil memperoleh jajahan baru.

Setelah 4 tahun kolonisasi daerah Barat, pada akhir abad ke 19, Spanyol hanya memiliki sedikit daerah jajahan di wilayah samudera Pasifik, Afrika dan India Barat. Kebanyakan daerah jajahan Spanyol sudah merdeka dan daerah yang masih dijajah spanyol berusaha melakukan hal yang sama. Pasukan gerilyawan beraksi di Filipina, dan juga di Kuba tahun 1868-1878 dalam perang yang disebut perang 10 Tahun. Pemerintah Spanyol tidak mempunyai dana yang cukup untuk mengalahkan pemberontak, tetapi mereka menggunakan taktik untuk mengosongkan daerah pedalaman dan mengkonsentrasikannya di kota untuk memecah pemberontak dari benteng mereka.

Seratus sampai seribu orang Kuba meninggal karena kelaparan dan penyakit. 200.000 orang lebih damai di Kuba barat. Orang Spanyol juga mengeksekusi orang yang dianggap pemberontak dan simpatisannya. Perang Kuba menuju kemerdekaan dilihat baikpun orang Kuba maupun tentara Spanyol membakar dan menghancurkan infrastruktur, peralatan, dan lain lain yang dapat membantu musuh. Pada tahun 1897, para pemberontak hampir mengalahkan tentara Spanyol. Mereka merebut Kuba di bagian timur. Opini publik di Kuba dikeluarkan di Amerika Serikat, dan ditambah dengan laporan pelanggaran hak asasi manusia oleh Spanyol di Kuba.
Tenggelamnya USS Maine, 1898

Pada tanggal 15 Februari 1898, sebuah ledakan menenggelamkan kapal perang Amerika USS Maine di pelabuhan Havana dengan kematian 268 orang. Mungkin disebabkan karena kecelakaan, atau ranjau Spanyol atau ranjau Kuba. Pemilik koran Amerika Serikat, William R. Hearst mempublikasi tentang konspirasi pemerintah Spanyol di Kuba yang seharusnya disalahkan dalam peristiwa itu.

Perang Filipina-Amerika adalah konflik militer antara Republik Filipina Pertama dan Amerika Serikat yang terjadi antara 1899 sampai paling tidak 1902. Perang ini terjadi karena perjuangan politik Filipina yang menentang pendudukan AS terhadap Filipina. Meskipun konflik ini diumumkan berakhir pada 1902, pasukan kolonial Amerika tetap melanjutkan permusuhan terhadap sisa-sisa Angkatan Bersenjata Filipina dan kelompok penentang lainnya sampai 1913, dan beberapa sejarawan menganggap perpanjangan ini sebagai bagian dari perang.

Pada 7 Juli 1892, Andrés Bonifacio, seorang penjaga gudang dan juru cata dari Manila, mendirikan Katipunan, sebuah organisasi rahasia yang bertujuan untuk meraih kemerdekaan dari kolonial Spanyol dengan cara revolusi bersenjata. Katipunan menyebar ke banyak provinsi, dan Revolusi Filipina pada 1896 dipimpin oleh para anggotanya. Meskipun Bonifacio seorang yang berkarisma dan bisa mengambil keputusan, namun dia dikalahkan Spanyol dalam pertempuran yang dia pimpin, termasuk pertempuran besar pertama di San Juan del Monte, Manila (sekarang Pinaglabanan).

Pejuang di provinsi Cavite mendapatkan kemenangan awal. Salah satu pemimpin yang berpengaruh dan populer adalah Emilio Aguinaldo, yang menguasai sebagian besar timur Cavite. Akhiranya, Aguinaldo dan faksinya mendapatkan kuasa dalam Katipunan. Katipunan akhirnya dikuasai oleh pemerintahan yang revolusioner, di mana Aguinaldo dipilih menjadi presiden, dan Bonifacio dieksekusi karena pengkhianatan.

Konflik antara Bonifacio dan Aguinaldo menjadi hal yang kontroversial bagi para sejarawan Filipina. Nick Joaquin berpendapat bahwa Revolusi 1896 yang dipimpin oleh Cavitenos dibedakan dari pemberontakan Bonifacio yang gagal di Manila. Sejarawan lainnya seperti Teodoro Agoncillo dan Milagros C. Guerrero mencatat bahwa Bonifacio mengatur Katipunan menjadi sebuah pemerintahan dengan dia sebagai presiden. Pemerintahannya disebut Republika ng Katagalugan.