Hari Perempuan   Women Day

blogger counters


Balon Udara dan Penerbangan Manusia

Balon Udara Panas - Penerbangan Manusia Pertama
Angan-angan manusia untuk terbang menjelajahi langit telah diwujudkan oleh Mongolfier bersaudara lewat balon udara yang mereka temukan. Balon udara panas adalah teknologi penerbangan pertama oleh manusia, ditemukan oleh Montgolfier bersaudara di Annonay, Perancis pada 1783. Joseph-Michel Montgolfier (26 Agustus 1740 - 26 Juni 1810) dan Jacques-Étienne Montgolfier (6 Januari 1745 - 2 Agustus 1799), Dua Bersaudara ini berhasil meluncurkan penerbangan berawak pertama. Penerbangan pertama Balon urdara panas Montgolfier dengan manusia diadakan pada 21 November 1783, di Paris membawa Pilâtre de Rozier dan Marquis d'Arlandes.

Joseph-Michel Montgolfier dan adiknya, Jaques-Entiene Montgolfier, adalah ilmuwan yang hidup pada abad ke-18. Awalnya, dua orang itu hidup dalam bayang-bayang kakak tertuanya, Raymond de Montgolfier. Dia menjadi pewaris usaha pabrik kertas. Setelah ayahnya wafat, Raymond melihat potensi kepandaian dan minat tinggi terhadap ilmu pengetahuan Joseph dan Jaques. Untuk itu, dia mengirim keduanya untuk bersekolah arsitekur di Paris. Kematian Raymond secara tiba-tiba membuat keduanya dipanggil pulang untuk mengurus bisnis pabrik kertas keluarga. Dalam kurun waktu 10 tahun, pabrik kertas keluarga Montgolfier menjelma menjadi raksasa industri di Eropa pada abad ke-18. Keberhasilan itu semakin memacu keduanya untuk berinovasi. Beberapa percobaan mereka lakukan. Salah satunya menempatkan cucian kering di atas tungku api yang mengepul.

Lalu, peristiwa kebakaran pada suatu malam di benteng Gibraltar membuat Joseph berpikir akan kemungkinan pembakaran dari bara api dapat mengangkat sebuah benda. Dia percaya bahwa ada asap gas khusus. Dia menyebutnya "Mongolfier gas". Lewat hipotesis itu, dia membangun ruang kotak berukuran 1 x 1 x 1,3 m dari kayu yang tipis. Lalu, sisi atasnya ditutup dengan kain ringan. Di bagian bawah kotak, dia menyulut beberapa kertas. Ternyata, hasil pembakaran itu mengangkat balon perlahan. Hasil percobaan itu membuat mereka semakin bersemangat. Dua bersaudara itu mengumumkan pembuatan proyek besar. Yakni, balon udara raksasa yang menampung beberapa orang. Balon itu berbentuk kain kabung dengan tiga lapisan tipis di dalamnya. Balon tersebut mampu menampung 790 m¸ udara dengan berat 225 kg. Akhirnya, mereka demonstrasi pada 4 Juni 1783 di Paris. Uji coba itu dilakukan dengan disaksikan para pejabat khusus. Percobaan sukses. Balon udara mereka mampu terbang di ketinggian 1.600-2.000 m dari permukaan tanah serta mampu menempuh jarak 2 km dalam 10 menit.

Keberhasilan mereka telah dimulai dengan membawa seorang dokter muda Jean Francois Pilatre de Rozier, serta Francois Laurent d'Arlandes seorang perwira militer, terbang ke langit melalui balon udara yang mereka ciptakan. Balon udara panas dapat dikendalikan dan bukan hanya dibawa angin yang dikenal dengan airship atau thermal airship. Penerbangan dimulai dari dasar Château de la Muette di pinggiran barat Paris. Mereka terbang tinggi sekitar 3.000 kaki (910 m) di atas Paris untuk jarak sembilan kilometer. Setelah 25 menit, mesin mendarat antara kincir angin, di luar benteng kota, di Butte-aux-Cailles. Kemudian pada bulan Desember 1783, sebagai pengakuan Atas kesuksesan dan prestasi yang mereka raih, ayah mereka Pierre diangkat jadi bangsawan oleh Raja Louis XVI dari kerajaan Prancis memberikan gelar bangsawan secara turun-temurun dengan sebutan de Montgolfier kepada dua bersaudara itu.

Jean-François Pilâtre de Rozier (lahir di Metz, 30 Maret 1754 – meninggal di Wimereux, 15 Juni 1785 pada umur 31 tahun) adalah seorang guru kimia dan fisika Perancis, dan salah satu pelopor pertama di bidang penerbangan. Ia adalah putra dari seorang pengurus rumah penginapan. Ia mempelajari mengenai ilmu botani di perusahaan milik duc de la Rochefoucauld, dalam suasana persahabatan demokratis di mana ilmu pengetahuan awal mulai berkembang. Minatnya akan ilmu kimia obat-obatan bangkit dalam sebuah rumah sakit militer di Metz, sebuah kota garnisun penting di perbatasan Perancis. Kemudian ia pergi ke Paris, dan mengajar ilmu fisika dan kimia di Reims, yang membawanya ke perhatian saudara laki-laki raja, Monsieur, comte d'Artois, yang mendudukkannya dalam kabinet ilmu alam dan menjadikannya seorang valet de chambre Madame, dan akhirnya memberikan nama bangsawannya, Pilâtre de Rozier.

Namun demikian, tak lama kemudian ia membuka museum miliknya sendiri di Le Marais, bagian dari Paris, meneliti bidang baru mengenai gas dan menciptakan respirator. Pada Juni 1783 ia hadir dalam penerbangan balon milik Montgolfier bersaudara. Pada September tahun itu, ia mengirimkan tinggi dari halaman depan Istana Versailles, dalam sebuah balon yang tidak ditambatkan, seekor domba, seekor ayam jantan muda dan seekor bebek. Pada 21 November 1783, ia menerbangkan penerbangan pertama kalinya dalam sejarah yang membawa manusia, ditemani oleh Marquis d'Arlandes. Selama penerbangan 25 menit menggunakan balon udara panas, mereka mengadakan perjalanan sejauh 12 kilometer dari Château de la Muette hingga Butte-aux-Cailles (yang kemudian menjadi daerah pinggiran Paris) dan mencapai ketinggian 3000 kaki.

Penggunaan balon terbang terorganisir diketahui dari saat pengepungan Paris pada tahun 1870 untuk mengirim kurir dari kepungan tersebut. Saat itu dikirimkan 60 balon. Salah satu balon tersebut, Ville de Orléans, melenceng dari jalur dan tiba di sekitaran Lifjell, Telemark. De Rozier meninggal ketika mencoba menyebrangi Selat Inggris ketika balonnya, yang merupakan kombinasi hidrogen dan balon udara panas, meledak pada 15 Juni 1785. Dengan kejadian ini, ia dan rekan sepenerbangannya, Pierre Romain, menjadi yang pertama tercatat dalam sejarah sebagai korban kecelakaan penerbangan. Istilah "pilot" kemudian diambil dari namanya, Pilatre. Hibrida balon udara panas dan gas modern dinamai Balon Rozier sebagai penghormatan atas kepeloporan desain De Rozier.

Seperti yang telah disebutkan di atas balon udara terbang dengan memanfaatkan perbedaan berat udara dengan jalan memanaskannya. Untuk terbang udara di dalam envelope di panaskan dengan burner dengan temperatur sekitar 100 derajat Celcius. Udara panas ini akan terperangkap di dalam envelope. Karena udara panas ini masa per unit volumenya lebih sedikit membuatnya lebih ringan sehingga balon udara pun akan bergerak naik di dorong oleh udara yang bertekanan lebih kuat. Balon terbang atau udara merupakan sejenis pesawat terbang, sebuah balon yang dipompa dengan udara. Balon terbang dapat mengambang di udara karena daya apungnya. Berikutnya udara yang dipompakan itu adalah hidrogen. Karena risiko ledakan, sekarang gas mulia helium digunakan sebagai media penggerak.

Untuk mendarat, udara didinginkan dengan cara mengecilkan burner. Udara yang mulai mendingin di dalam envelope membuat balon bergerak turun. Untuk mempercepatnya, pilot akan membuka katup parasut (parachute valve) sehingga udara di dalam envelope lebih cepat dingin. Karena balon udara hanya bisa naik dan turun (bergerak secara vertikal) tentu kita berpikir bagaimana cara balon udara berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain (bergerak secara horizontal). Jawabanya hanya satu, pilot memanfaatkan hembusan angin untuk bergerak secara horizontal.

Karena angin bertiup berbeda arahnya pada setiap ketinggian tertentu. Perbedaan arah tiupan angin inilah yang dimanfaatkan oleh pilot untuk mengendalikan balon udara dari satu lokasi ke lokasi yang diinginkan. Sebagai ilustrasi pada ketinggian 300 meter balon udara akan bergerak dari timur kebarat. Angin yang bertiup kebarat di perkirakan pada ketinggian 400 meter. Untuk itu pilot menaikan balon udara sampai ketinggian tersebut dan balon udara pun memanfaatkan tiupan angin untuk menuju kebarat. Sederhana bukan? Tapi hal ini hanya bisa dipraktekan oleh pilot yang berpengalaman agar balon udara tidak nyasar.