Perang Iran-Irak juga dikenali sebagai Pertahanan Suci dan Perang Revolusi Iran di Iran, dan Qadisiyyah Saddam (قادسيّة صدّام, Qādisiyyat Saddām) di Irak, adalah perang di antara Irak dan Iran yang bermula pada bulan September 1980 dan berakhir pada bulan Agustus 1988. Umumnya, perang ini dikenali sebagai Perang Teluk Persia sehingga Konflik Iraq-Kuwait meletus pada awal 1990-an, dan untuk beberapa waktu dikenali sebagai Perang Teluk Persia Pertama.
Peperangan ini bermula ketika pasukan Irak menerobos perbatasan Iran pada 22 September 1980 akibat masalah perbatasan yang berlarut-larut antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam Hussein atas perlawanan Syiah yang dibawa oleh Imam Khomeini dalam Revolusi Iran. Walaupun Irak tidak mengeluarkan pernyataan perang, tentaranya gagal dalam misi mereka di Iran dan akhirnya serangan mereka dapat dipukul mundur Iran. Walaupun PBB meminta adanya gencatan senjata, pertempuran tetap berlanjut sampai tanggal 20 Agustus 1988; Pertukaran tawanan terakhir antara kedua negara ini terjadi pada tahun 2003. Perang ini telah mengubah wilayah dan situasi politik global.
Perang ini juga memiliki kemiripan seperti Perang Dunia I. Taktik yang digunakan seperti pertahanan parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, serangan dengan bayonet, penggunaan kawat berduri, gelombang serangan manusia serta penggunaan senjata kimia(seperti gas mustard) secara besar-besaran oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya, seperti yang dialami juga oleh warga suku Kurdi di utara Irak. Dalam perang ini dipercaya lebih dari satu juta tentara serta warga sipil Irak dan Iran tewas, dan lebih banyak lagi korban yang terluka dari kedua belah pihak selama pertempuran berlangsung.
Tanggal : 22 September 1980 – 20 Agustus 1988
Lokasi : Teluk Persia, Perbatasan Iran-Iraq
Hasil : Jalan buntu; Kegagalan strategis Iraq; Kegagalan taktis Iran; Gencatan senjata dengan mandat PBB; status quo ante bellum; Pengutukan kepada Iraq oleh PBB; Iran temporarily holds onto the Shatt al-Arab waterway
Casus belli : Perselisihan jalur air Syath al-Arab; Perselisihan batas historis dan teritorial; Ketakutan rejim Ba'ath Irak terhadap ancaman Iran; Ketakutan terhadap kebangkitan Syi'ah di selatan Irak karena Revolusi Islam Iran tahun 1979.
Perubahan wilayah : Kedua pihak kembali ke batas sebelum perang
Pihak yang terlibat
Iran : Persatuan Patriot Kurdistan
Irak : Mojahedin Khalgh
Iran Komandan : Ruhollah Khomeini, Hashemi Rafsanjani, Ali Shamkhani, Mustafa Chamran
Irak Komandan : Saddam Hussein, Ali Hassan al-Majid
Kekuatan Iran : 305.000 prajurit, 500.000 Pasdaran dan Milisi Basij, 900 tank, 1.000 kendaraan berat, 3.000 artileri, 470 pesawat, 750 helikopter
Kekuatan Irak : 190.000 prajurit, 5.000 tank, 4.000 kendaraan berat, 7.330 artileri, 500+ pesawat, 100+ helikopter
Korban Iran : Est. 500,000-750,000 prajurit/milisi/sipil terbunuh atau luka Korban Irak : Est. 375,000-500,000 prajurit/milisi/sipil terbunuh atau luka
Walaupun perang Iran-Irak yang dimulai dari tahun 1980-1988 merupakan perang yang terjadi di wilayah Teluk Persia, akar dari masalah ini sebenarnya dimulai lebih dari berabad-abad silam. Berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia(terletak di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini menjadi sebuah negara Irak modern) dengan kerajaan Persia atau negara Iran modern.