Makedonia merayakan kemerdekaan pada tanggal 8 September 1991, dinamakan Hari Kemerdekaan (Ден на независноста, Den na nezavisnosta), setelah diadakannya referendum untuk meraih kemerdekaan atau tetap membentuk federasi Yugoslavia. Perayaan mulanya pemberontakan Ilinden-Preobrazhenie yang bertepatan dengan hari Santo Eliyah pada tanggal 2 Agustus juga dirayakan sebagai hari kemerdekaan secara luas di Makedonia.
Republik Makedonia tetap damai dan aman walaupun pada awal tahun 1990-an terjadi perang Yugoslavia. Masalah sengketa perbatasan dengan Yugoslavia sudah terlebih dahulu diselesaikan dengan menyetuji garis demarkasi antar dua negara. Hubungan antar Yugoslavia dan Makedonia sempat terganggu akibat 300.000 etnik Albania yang memasuki Makedonia pada Perang Kosovo tahun 1999. Walaupun banyak etnik Albania yang kembali ke asalnya setelah Perang Kosovo usai, tapi ada beberapa etnik Albania yang menjadi radikal dan memberontak untuk membuat sebuah Republik untuk etnik Albania di Makedonia.
Republik Makedonia (bahasa Makedonia: Република Македонија, Republika Makedonija atau Republik Makedonia bekas Yugoslavia (RMBY, Inggris: the former Yugoslav Republic of Macedonia, disingkat FYROM), sering disebut Makedonia, adalah negara yang terletak di semenanjung Balkan, Eropa Selatan. Negara ini berbatasan dengan Serbia (dan Kosovo) di utara, Albania di barat, Yunani di selatan, dan Bulgaria di timur.
Negara ini disebut "Republik Makedonia Bekas Yugoslavia" oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1993 karena menunggu resolusi mengenai persengketaan penamaan dengan Yunani. Banyak institusi internasional dan negara lain telah mengakui negara ini dengan nama yang sama, meskipun mayoritas negara mengakui negara ini dengan nama konstitusional.
Republik Makedonia membentuk 35.8% wilayah dan 40.9 populasi wilayah Makedonia. Ibukota Republik Makedonia adalah Skopje, yang memiliki 506.926 penduduk pada tahun 2004, dan terdapat beberapa kota yang lebih kecil, seperti, Bitola, Kumanovo, Prilep, Tetovo, Ohrid, Veles, Štip, Kočani, Gostivar dan Strumica. Di Makedonia, terdapat lebih dari 50 alami dan waduk, dan juga memiliki enam belas gunung yang memiliki tinggi lebih dari 2.000 meter.
Negara ini merupakan anggota PBB dan Dewan Eropa, dan juga anggota dari La Francophonie, World Trade Organization (WTO), dan Organization for Security and Cooperation in Europe. Sejak Desember 2005, negara ini menjadi kandidat anggota Uni Eropa dan telah mendaftar untuk menjadi anggota NATO.
Negara pertama yang menguasai daerah Makedonia adalah kerajaan Paionia yang menguasai lembah sungai Axius dan wilayah sekitarnya.[9] Pada tahun 336 SM, Raja Phillip II dari Makedonia menguasai bagian paling selatan Paeonia dan mendirikan kota Heraklea Lisentis, kini berada di dekat Bitola.[10] Anak dari Phillip II, yaitu Alexander Agung menguasai daerah Makedonia yang masih dibawah tangan Paionia, dan kemudian menjadi bagian kerajaan Alexander Agung.
Daerah Makedonia kemudian dikuasai oleh tentara Romawi dan menjadi bagian dari dua provinsi di Romawi. Wilayah yang lebih besar berada di provinsi Macedonia Salutaris, tetapi wilayah perbatasan utara yang dihuni oleh bangsa Dardani menjadi bagian dari provinsi Moesia Superior.[11] Pada tahun 400 M, bangsa Paeonia kehilangan identitas mereka dan Paeonia kini merupakan istilah geografis.
Setelah perang Balkan tahun 1912 dan 1913, daerah Makedonia kemudian dibagi-bagi kepada Yunani, Bulgaria dan Serbia. Daerah yang dikuasai oleh Serbia yaitu Južna Srbija (Serbia Selatan), kini dikenal sebagai Republik Makedonia. Setelah Perang Dunia Pertama, Serbia menjadi bagian dari Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia. Pada tahun 1929, Kerajaan ini dinamai kembali menjadi Kerajaan Yugoslavia dan Kerajaan ini terdiri dari banovinas (provinsi-provinsi). Salah satu provinsinya bernama Vardar Banovina (Republik Makedonia-kini).
Pada tahun 1941, daerah Yugoslavia dikuasai oleh Blok Poros, termasuk didalamnya adalah Makedonia yang direbut oleh Bulgaria dan Italia. Tentara yang direkrut dari Makedon dan juga sukarelawan kemudian membentuk Brigade ke-5 Bulgaria, bermarkas di Skopje, dan bertanggung jawab atas deportasi lebih dari 7000 orang Yahudi dari Skopje dan Bitola. Kekuasaan lalim oleh pihak Blok Poros tidak dibiarkan begitu saja, dan mendapat perlawanan dari pihak Komunis di Yugoslavia dengan pimpinan Josip Broz Tito.